RENUNGAN
KHUSUS
MENGIMANI
TUHAN DALAM KESESAKAN
Rut
1:6-14
Elimelekh,
Naomi, Mahlon dan Kilyon adalah sebuah keluarga yang semula tinggal Betlehem,
namun karena bencana kelaparan yang menimpa Betlehem, mereka pun kemudian
meninggalkan Betlehem. Betlehem yang dimaksud di sini adalah Efrata bukan
Betlehem Zebulon. Bila menyimak arti kata Elimelekh, Naomi dan Betlehem, kita
tidak akan menemukan makna yang begitu berpengaruh dan kuat.
•
Elimelekh berarti: "Tuhanku adalah Raja" (el artinya
‘Allah’ dan melekh artinya ‘raja’);
•
Naomi berarti : "indah dan menyenangkan", dan
•
Betlehem berarti: "rumah roti" (bait artinya ‘rumah’
dan lekhem artinya ‘roti’)
Bila
nama Elimelekh dan Naomi digabungkan maka artinya adalah, "jika
Tuhanku adalah Raja maka hidupku indah dan menyenangkan" serta
tinggal tenang di Betlehem.
Namun
pada masa Hakim-hakim memerintah, terjadi bencana kelaparan di tanah Israel;
Elimelekh beserta keluarganya pergi dari Betlehem (rumah roti) ke Moab,
bangsa kafir. Maksud hati ingin merantau ke Moab agar terhindar dari bahaya
kelaparan sekaligus menata hidup. Namun ketika di Moab, bukannya keberhasilan
yang mereka peroleh, melainkan KEGAGALAN. Elimelekh dan kedua anaknya
meninggal, tinggal Naomi dan kedua menantunya; tiga janda dalam satu rumah.
Suatu ketika, Naomi mendengar kabar bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya
dan memberikan makanan kepada mereka. Maka berkatalah Naomi, "AKU
INGIN PULANG" ke Efrata, ke tanah Betlehem-Yehuda; karena Tuhan
telah memulihkan Betlehem.
Lalu
bergegaslah ia pulang ke Betlehem bersama kedua menantunya. Cerita tentang
kembalinya Naomi ke Betlehem menjadi sangat mengharukan, penuh tangisan dan
air mata ketika mereka mencapai perbatasan Moab dan Betlehem. Di belakang
mereka ada Moab, negeri yang penuh kegagalan, kenangan pahit, duka dan air
mata, dan di depan mereka terlihat Betlehem (rumah roti), kota kecil namun
tak pernah ditinggalkan Tuhan. Di perbatasan Moab dan Betlehem, terjadilah
percakapan di antara tiga wanita tentang masa depan atau keberlanjutan hidup
mereka.
•
Bagi Naomi, Betlehem adalah tempat ia dibesarkan, menikah dan mendapatkan
keturunan.
•
Bagi Orpa dan Rut, Betlehem adalah negeri yang sama sekali asing bagi mereka.
Ketika
mereka berdialog, mereka sedang berdiri di perbatasan antara masa lalu dan
masa depan. Terjadi kebingungan di antara Orpa dan Rut;
•
melanjutkan perjalanan ke Betlehem, memulai hidup baru dan meninggalkan Moab,
kota penuh air mata,
•
ataukah kembali ke Moab dan melanjutkan duka.
Mereka
harus membuat keputusan. Akhir dari percakapan tersebut, Orpa dan Ruth
membuat pilihan dan keputusan yang berbeda:
•
Orpa kembali ke Moab,
•
Rut bersama mertuanya melanjutkan perjalanan ke Betlehem.
Dan
sekali lagi, ada air mata yang jatuh di batas kota. Orpa melepas kepergian
ipar dan mertua-nya. Bagi Rut, tangisan di batas kota Moab dan di ambang kota
Betlehem adalah tangisan terakhir melepas masa lalu dan menyongsong masa
depan, namun mungkin tidak bagi Orpa, ia kembali negeri duka yang tak
berujung. Ia kembali masa lalu dan terhilang untuk selamanya.
Dari
tokoh Elimelekh-Naomi dan Rut, seperti yang dikisahkan dalam Kitab Rut, ada
pelajaran berharga yang dapat menjadi awasan sekaligus panutan.
I.
Elimelekh-Naomi
1.
Arti Nama Elimelekh-Naomi
Dari
arti nama mereka; Elimelekh dan Naomi dapat mengerti bahwa apabila Tuhan
adalah Raja (Elimelekh) maka hidup pasti indah dan menye nangkan (Naomi).
Prinsipnya adalah bila Yesus menjadi Tuhan dan raja dalam setiap pribadi
ataupun rumah tangga, maka pasti indah dan menyenangkan; atau bila Yesus
menjadi "owner" dalam setiap usaha, maka pasti berhasil dan
beruntung.
2.
Jangan Bertindak Bila Tidak Diperintahkan oleh Tuhan
Elimelekh
dan keluarganya seharusnya tidak meninggalkan Betlehem ke Moab jika Tuhan
tidak mengijinkan; sekalipun kelaparan sedang me-nimpa Israel, sebab Tuhan
sekali-kali tidak akan meninggalkan umatNya. Jika Tuhan adalah adalah Raja
maka hidup pasti indah dan menyenangkan meski di tengah badai (senyum di
tengah badai). Kelaparan hanyalah kerikil kecil. Bagaimana?
a.
Keluar dari Betlehem sama saja dengan tidak lagi mempercayai Tuhan sebagai
Raja, dan tidak lagi meyakini bahwa hidup akan indah dan menyenangkan.
b.
Keluar dari Betlehem sama saja dengan tidak mempercayai Tuhan bahwa Tuhan
mampu untuk menyediakan roti. Buktinya, Ia kembali memperhatikan Israel.
c.
Ke Moab dan memulai hidup baru tanpa Tuhan, yang adalah Raja
d.
Mereka mencari kesuksesan tanpa Tuhan, dan akhirnya menuai penderitaan
e.
Mencari damai di luar Tuhan, akan menuai hidup yang tidak menyenangkan
3.
Pulanglah dan Jangan Keraskan Hati Ketika Mujizat-Nya Dinyatakan
Naomi
tidak mengeraskan hati dan tidak malu untuk kembali sebagai perantau yang
gagal ketika ia mendengar bahwa Tuhan telah memperhatikan kembali Israel.
Naomi bersaksi bahwa:
a. "Dengan tangan penuh aku pergi"
Ketika
ia dan keluarganya pergi dari Betlehem, ia pergi dengan suami dan
anak-anaknya dan boleh saya katakan, keluarga ini, kemungkinan besar membawa
uang untuk modal usaha di Moab, sebab jika tidak bagaimana mungkin mereka
bisa hidup di Moab sebagai orang asing. Alkitab mencatat bahwa mereka tinggal
di Moab lebih dari 10 tahun. (Rut 1:4)
b.
"Dengan tangan hampa aku kembali."
Suami
dan anak-anak telah meninggal dan tidak ada yang dibawa pulang ke Betlehem
hanya berharap dan percaya.
c.
Sebutlah aku Mara (pahit) dan jangan Naomi. Naomi artinya ‘kesukaanku’
atau ‘indah dan menyenangkan.’
d.
Naomi kembali ke Betlehem, ke pangkuan Tuhan yang telah menyertai dan
memberkatinya sehingga hidupnya indah dan menyenangkan.
e.
Naomi kembali ke Betlehem, tanda penga kuan akan kekeliruannya selama 10 tahun.
4.
Lakukan Pengakuan Kepada Tuhan
Naomi
kembali ke Betlehem, tanda pengakuan akan kekeliruannya selama 10 tahun.
Bagaimana dengan kita? Jika kita salah di hadapan Tuhan, lakukanlah
pengakuan.
5.
Putuskanlah Pada Hari Ini
Kembali
ke Betlehem berarti melihat pemulihan dan masa depan. Kembali ke Moab berarti
terhilang untuk selamanya. Sebagian besar manusia memiliki kecenderungan hati
seperti Orpa yang berkata Tuhan,
•
aku mau mengikuti Engkau,
•
aku berjanji untuk menjadi muridMu,
•
hidup dalam ketaatan,
tetapi
masa laluku bagaimana?
II.
Rut
Alkitab
mencatat bahwa Rut berasal dari bangsa Moab, bangsa yang tidak mengenal Tuhan
se perti yang dipercayai keluarga Elimelekh. Prinsip yang ditemukan dari
tokoh Rut adalah:
1.
Komitmen
Ketika
Naomi mengambil keputusan untuk kembali ke Betlehem, maka Rut mengambil
keputusan untuk ikut bersamanya. Komitmennya ia nyatakan dalam ungkapan,
•
Tuhanmulah Tuhanku,
•
bangsamulah bangsaku,
•
di mana engkau bermalam di situpun aku bermalam.
2.
Melepaskan Kepercayaan Yang Lama
Rut
tidak menyesal memilih Allah Israel. Ia siap melepaskan keyakinannya sebagai
orang Moab dan mengakui Allah Israel sebagai Allahnya.
3.
Akibat dari Komitmen dan iman Rut
Sebagai
wanita non Yahudi namanya tercatat di Alkitab yakni dalam silsilah Tuhan
Yesus. Tuhan tidak memedulikan suku, bangsa dan ras ketika seseorang
mengambil keputusan untuk percaya kepada-Nya. Ia memberikan kewarga-negaraan
yang baru dan layak memperoleh segala fasilitas warga negara surgawi.
PENUTUP
Dari
renungan di atas, kita dapat memperoleh pengertian bahwa :
1. Setiap orang yang menjadikan
Tuhan sebagai raja dalam hidupnya, baik secara pribadi, keluarga, dan bangsa,
akan memperoleh keberhasilan dalam hidup; sebaliknya maka hanyalah diperoleh
kegagalan.
2. Multiplikasi akan terjadi bila
dengan sungguh-sungguh kita mendengarkan Tuhan dan bertindak sesuai
perintah-perintah-Nya; bukan seperti keluarga Elimelekh yang pergi ke Moab
tanpa persetujuan Tuhan (berbeda de ngan Abraham pergi dengan perintah Tuhan
maka hidupnya berhasil; artinya mengalami multiplikasi dan promosi).
3. Multiplikasi dan promosi akan
terjadi bila kita berkomitmen mengikuti dan menaati perintah Tuhan seperti
Rut. Keputusan Rut untuk pergi ke Betlehem merupakan titik balik menuju
multiplikasi dan promosi.
Jika
sepanjang tahun 2011 ini kita telah mengalami multiplikasi dan promosi, maka
janganlah lupa mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan sebagai
tanda terima kasih kepada Tuhan.
Hana,
ketika doanya terjawab, ia kembali ke rumah Tuhan tidak dengan tangan yang
hampa, melainkan dengan membawa korban syukur.
[NIB]
Postingan Terkait Lainnya :
0 Responses so far.
Post a Comment